Theories of Social and Cultural Reality

0

Posted by Ahmad Ya Habibi | Posted in , | Posted on 08.44

Theories of Social and Cultural Reality



Teori ini didasarkan pada pemikiran bahwa realitas tidaklah obyektif, tetapi dikonstruksikan melalui proses interaksi dalam kelompok, komunitas, dan budaya.

Ada berbagai cara untuk memahami objek. Bahasa merupakan alat labeling yang kita gunakan untuk membedakan objek di sekitar kita.Bagaimana kita memahami objek dan bagaimana kita bereaksi terhadapnya tergantung realitas sosial, rencana-rencana yang dilakukan melalui interaksi.

Sebagaimana sebuah gerakan, konstruksi sosial tidaklah konstan dan memiliki berbagai versi. Menurut Robyn Penman :
1. Communication action is voluntary
Komunikasi bersifat sukarela, tindakan manusia dalam kelompok sosial sangat beragam namun tetap memperhatikan pemaknaan yang didasarkan pada aturan-aturan moral, aturan tindakan dan peran (sebagaimana terjadi dalam interaksi simbolik)
2. Knowledge is a social product
Pengetahuan bukanlah sesuatu yang ditemukan secara objektif, melainkan dicapai melalui interaksi dengan orang lain dalam kurun waktu dan tempat tertentu. Bahasa dan bagaimana kita menggunakannya memiliki kekuatan khusus dalam menciptakan makna dan mempengaruhi tindakan.
3. Knowledge is Contextual.
Pemaknaan kita terhadap peristiwa diperoleh melalui interaksi dalam waktu dan tempat tertentu dan dalam lingkungan sosial tertentu. Pemahaman terhadap peristiwa akan berubah sesuai perubahan waktu, dan setiap kita akan memahami pengalamannya dengan cara berbeda-beda, tergantung pada konteks dimana kita melakukannya.
4. Theories create worlds.
Teori, dan penelitian ilmiah bukanlah suatu alat objektif dalam menemukan kebenaran, tetapi memberikan kontribusi untuk menciptakan pengetahuan. Ilmu pengetahuan yang merupakan sebuah aktivitas sosial, memiliki sebuah pengaruh terhadap apa yang dikaji/diobservasi dan bagaimana pengalaman dipahami.

5. Scholarship is value laden.
Apa yang kita lihat dalam sebuah investigasi atau apa yang kita jelaskan dalam sebuah teori komunikasi selalu dipengaruhi oleh nilai-nilai yang melekat dalam pendekatan yang kita gunakan.
Pendeknya, komunikasi dikatakan sebagai sebuah kategori yang berbeda dengan kategori lainnya. Dalam pandangan social construction, komunikasi lebih merupakan sebuah perspektif ketimbang sebuah subjek materi, karena komunikasi merupakan proses dimana semua realita dikonstruksikan, dan terlibat dalam semua hal.


What is the communication perspective?


W. Barnett Pearce: A perspective is a way of looking at or thinking about something,…so, how one would look at or think about things from the communication perspective.


Beberapa aspek pengalaman manusia dapat dipandang dari perspektif bagaimana hal itu dibuat dan digunakan dalam konstruksi sosial terhadap realitas. Resources terdiri dari ide-ide, nilai, norma, simbol, dan segala sesuatu yang digunakan untuk membangun realitas, kesemuanya di-share-kan dengan orang lain dan dikonstruksikan besama melalui interaksi dalam masyarakat. Practices terdiri dari apa yang dilakukan atau ditampilkan, meliputi perilaku, tindakan, dan bentuk-bentuk ekspresi. Keduanya (resources dan practices) sangat terkait dan tidak dapat dipisahkan. Resources dikonstruksikan dalam tindakan/practice, dan practice dibentuk oleh resources. Maka perspektif komunikasi adalah suatu cara berpikir tentang pengalaman dimana rangkaian/siklus resources dan practice diobservasi dan dipelajari.


Some examples of Social Construction

The Self. Rom Harre : Self is both individual and social, the ways individuals account for(menerangkan) and explain their own behavior in particular episode.
Konsep-konsep:
Ethogeny : studi tentang bagaimana manusia memahami tindakan-tindakannya ke dalam bagian-bagian (sequences/episode) atau studi bagaimana kita memahami episode.
Episode : suatu peristiwa yang memiliki awal dan akhir yang dapat diidentifikasi.
Bahasa sehari-hari yang digunakan orang untuk mendiskripsikan dan menjelaskan episode merefleksikan pemaknaan mereka tentang episode tersebut.
Ct: ‘making love’ antar dua orang (look at page 166)
(orang menciptakan teori-teori dalam kehidupannya melalui interaksi, untuk menjelaskan pengalaman realitanya.Maka dua orang yang saling mencintai akan menciptakan teori-teori untuk menerangkan dan menjelaskan ‘apa arti cinta, dan bagaimana mengungkapkannya melalui tindakan’. Mkaa episode cinta akan berbeda-beda bagi setiap pasangan, sesuai bagaimana mereka mendefinisikannya)

Self, menurut Harre, disusun oleh teori personal, yakni, kita belajar memahami diri kita sendiri dengan cara menggunakan sebuah teori yang mendifinisikannya. Karena itu ada suatu perbedaan penting antara ‘self’ dan ‘person’.

Person: sesuatu yang nampak dalam diri manusia yang dicirikan oleh atribut dan karakteristik yang nyata dalam sebuah budaya atau kelompok sosial. Misal: orang dalam budaya Amerika Eropa dipandang otonom karena mereka bebas membuat pilihan-pilihan dalam mencapai tujuannya. Tetapi tidak semua budaya memandang orang sedemikian rupa.

Self: sebaliknya, ide,pikiran, gagasan, dugaan individu tentang dirinya sebagai suatu kesatuan.


Emotion.
Emosi merupakan sesuatu yang dikonstruksikan, ditentukan oleh bahasa lokal dan aturan-aturan moral suatu budaya/kelompok sosial.
James Averill: emosi adalah sistem keyakinan yang mengarahkan definisi seseorang tentang situasi. Emosi terdiri dari norma-norma sosial yang diinternalisasi dan aturan-aturan perasaan. Aturan dan norma ini akan memberitahukan kepada kita bagaimana untuk mendifinisikan dan merespon emosi. Kemampuan untuk merasakan emosi merupakan suatu konstruksi sosial.

Account. Salah satu cara orang untuk mengkonstruksikan realitas sosial adalah dengan membuat keterangan-keterangan (make accounts), atau penjelasan dan pembenaran terhadap perilakunya.
Contoh: ketika kita tidak mengerjakan tugas maka kita berusaha membuat penjelasan-penjelasan atau pembenaran atas perilaku kita. Apapun yang kita katakan itu berarti kita merekonstruksi berbagai aspek realita sosial pada saat kita membuat keterangan (account).

Coordinated Management of Meaning (CMM)
– Barnett Pearce, Vernon Cronen.
“Orang melakukan interpretasi dan bertindak sesuai dengan aturan-aturan”

Individuls within any social system


Understanding what is going on &
apply rules to figure things out


Act on the basis of their understanding
(employing rules to decide what kind of action is appropriate)


Rules – 2 tipe constitutive rules (rules of meaning) – digunakan komunikator untuk menginterpretasi/memahami peristiwa/pesan

Regulative rules (rules of action) – digunakan untuk menentukan bagaimana merespon / bertindak
Rules berada dalam konteks dan untuk menginterpretasi dan bertindak dipengaruhi oleh frame of reference



Language and Culture

Linguistic Relativity (relativitas bahasa)
“struktur bahasa suatu budaya menentukan perilaku dan kebiasaan berpikir budaya tersebut”.

Sapir: “proses pemikiran kita dan cara kita melihat dunia dibentuk oleh struktur gramatikal bahasa”.


Elaborated & Restricted Codes (basil Bernstein)
• bagaimana struktur bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari merefleksikan dan membentuk asumsi suatu kelompok sosial
• Bagaimana sistem kelas menciptakan perbedaaan tipe-tipe bahasa dan bagaimana sistem tersebut dipelihara oleh bahasa
• Asumsi dasarnya, relationship yang terwujud dalam kelompok sosial mempengaruhi tipe-tipe percakapan/bicara yang digunakan kelompok tersebut dan struktur percakapan yang digunakan suatu kelompok menghasilkan perbedaan, relevan atau signifikan.
• Beda kelompok beda prioritas, dan bahasa muncul dari apa yang diperlukan untuk memelihara relationship dalam kelompok.
• People learn their place in the world by virtue of the language codes they employ.

Pengertian Media Televisi

0

Posted by Ahmad Ya Habibi | Posted in | Posted on 12.35

Pengertian Media televisi
Pengertian media televisi adalah program khusus yang banyak dinikmati oleh banyak orang di seluruh dunia dengan menampilkan program yang sangat menarik.
1. Arti media dan Televisi
Media sendiri adalah suatu alat untuk menyampaikan informasi komunikasi secara aktif maupun pasif. Sedangkan Televisi berasal dari dua kata yaitu( tele ) yang artinya jauh dan (visi) artinya pandangan, yang bermakna pandangan jarak jauh. Namun arti secara global adalah sebuah alat media informasi audio visual satu arah.( dalam Google )
Media yang paling popular dan tersebar (di Amerika dan mungkin juga di Indonesia), masyarakat yang tidak menikmati televisi telah semakin berkurang. Di Amerika Serikat pesawat televisi rata-rata disetel sekitar tujuh jam sehari. Ini berarti lebih dari 2500 jam per tahun , atau 106 hari per tahun. Dalam seminggu ini berarti 47 jam, lebih dari waktu yang digunakan orang untuk bekerja atau tudur. Walaupun kita dapat berbeda pendapat mengenai apakah ini baik atau buruk, kita pasti berpendapat kehidupan orang amerika tanpa televisi pasti akan sama sekali berbeda dari yang ada sekarang.
Selama 10 atau 15 tahun yang lalu televisi telah berubah drastis. Selama 10 atau 15 tahun yang akan datang perubahannya mungkin akan jauh lebih besar lagi. TV kabel (di amerika), pada mulanya dirancang untuk memperbaiki penerimaan siaran, sekarang ia telah menjadi program khusus yang di nikmati lebih dari 50 juta ruma ( Devito 1990 )

2. Fungsi Media Televise
Mendesain program-program mereka untuk menghibur. serta menyampaikan informasi seperti berita, olahraga, nasional maupun internasional.tentu saja, sebenarnya, mereka memberikan hiburan untuk mendapatkan perhatian dari khalayak sebanyak mungkin sehingga mereka dapat menjual hal ini kepada pengiklan.(Devito 1990)
Media juga banyak menghasilkan perubahan yang kita anggap sepele. Sebagai contoh perubahan terhadap prilaku membeli kertas tisu mungkin sangat di pengaruhi oleh media,jadi fungsi terpenting dari setiap media adalah menggerakan (activating)-mengerakan konsumen untuk mengambil tindakan.media berusaha mengajak pemirsa membeli produk merek tertentu.(dalam Jalaluddin)
Media juga sangat vital dalam rangka menyebarkan informasi dan opini di tengah masyarakat. Kalau televisi berada ditangan orang-orang yang baik maka semua acara yang ditayangkan akan menjadi baik.( dalam Google)
3. Tujuan Media Televisi
a. Melindungi anak dari pengaruh negatif media
b. Memberdayakan posisi orang tua dan anak dalam interaksi dengan media, terutama televisi, dengan cara menumbuhkan sikap kritis terhadap media televisi.
c. Meningkatkan semua program telavisi untuk semua kalangan masyarakat. Yang dilakukan dengan memproduksi informasi obyektif dan independen tentang kualitas isi tayangan televisi yang relevan, biro iklan, komisi penyiaran Indonesia dan berbagai institusi terkait.(dalam Google)
4. Macam-macam tayangan televise
Program-program yang ditayangkan oleh media televisi antara lain, informasi-informasi berita, reality show, dialog, infotainment, musik, film, olahraga, iklan-iklan dan lain-lain.
5. Jenis-Jenis Media
a. Televisi merupakan program khusus yang banyak dinikmati oleh banyak orang di seluruh duni dengan menampilkan program yang sangat manarik, seperti Film-Film khusus dewasa, program musik ,serta berita dan informasi lokal ataupun internasional.
b. Radio merupakan sistem komunikasi massa yang dominan. Radio berusaha malayani kelompok-kelompok khusus-misalnya , pecinta opera atau musik simfoni, pecandu berita, penggemar musik rock; dan sebagainya (dijakarta
ada pemancar radio yang mengkhususkan diri pada acara-acara yang bersifat humor, misalnya)sekaligus, radio yang berfungsi sebagai penghibur dikala kita beristirahat, bekerja dikantor, atau berkendaraan mobil menuju rumah.
c. Surat kabar jelas merupakan suatu bentuk komunikasi massa, mereka kurang “masal” dibandingkan, misalnya ,radio atau televisi. Sementara hampir setiap orang mendengarkan radio dan pemirsa televisi, pembaca utama surat kabar adalah mereka yang lebih terdidik dan lebih tua. Hanya sekitar 50% dari orang yang berusia antara 21 dan 35 tahun membaca surat kabar secara teratur.

d. Majalah ada yang bersifat umum dan ada yang bersifat khusus. Misalnya,reader’s digest , TV guide, dan family circle . majalah khusus meliputi semua majalah yang di tunjuk kepada kelompok yang khusus dan terbatas.
e. film sekarang televisi dan film mengembangkan dimana yang satu membantu yang lain. Orang sekarang pergi ke bioskop untuk menyaksikan bintang favorit mereka , tayangan wawancara, misalnya , seringkali menyoroti kehidupan dan masalah bintang-bintang film.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi
Program-program yang di tayangkan oleh televisi dapat mempengaruhi audien (penonton) secara tidak sadar. misalnya iklan-iklan yang ditayangkan,adegan-adegan yang tidak pantas di tiru oleh anak-anak,berita / informasi yang masih simpang siur kebenarannya sebagai akibatnya, pemirsa (audien) terbius kedalam keadaan tidak aktif seakan-akan berada dalam pengaruh narkotik.
Media massa yang perkasa untuk mengarahkan dan membentuk prilaku halayak.Dalam kerangka Behoviorisme, media massa adalah faktor lingkungan yang mengubah prilaku halayak malalui proses pelaziman klasik, pelaziman operan , atau proses imitasi ( belajar sosial ). Khalayak sendiri dianggap sebagai kepala kosong yang siap untuk menampung seluruh pesan komunikasi yang di curahkan kepadanya (Devito 1990)
C. Pengaruh media televisi terhadap komunikasi massa
Pengaruh medi televisi terhadap komunikasi massa itu sangat berperan besar. Media televisi merangsang masyarakat untuk mengubah situasi. Mereka menyajikan hiburan dan informasi, yang secara tidak sadar akan direspon oleh pemirsa
Mereka menyajikan dalam darama ,cerita diskusi, artikel dan iklan-iklan. Dalam semua situasi ini, nilai-nilai masyarakat diungkapkan secara tidak dikatakan (Devito 1990)
Kita di ajari bagaimana berpakaian yang pantas untuk berbagai macam kesempatan, apa artinya menjadi warga Negara yang baik, apa makan yang layak, bagaimana menyelenggarakan diskusi atau percakapan, dan sebagainya.
Pendekatan apa yang dilakukan orang pada media, yakni menggunakan media untuk pemuas kebutuhannya. Umumnya kita lebih tertarik bukan kepada apa yang kita lakukan kepada media, tetapi kepada apa yang dilakukan media pada kita.



C. Kesimpulan
Pada umumnya media televisi sangat berparan penting dalam kehidupan individu, dimana media televisi ini memberikan hiburan-hiburan dan informasi-informasi yang sangat kita butuhkan. Media televisi juga membantu menciptakan realitas bagi banyak orang dan mempengaruhi dari seseorang.mereka memberiakan program-program yang sangat menarik sehingga mendapatkan pehatian dari khalayak sebanyak mungkin sehingga mereka dapat menjual hal ini kepada pengiklan.
Pada komunikasi massa kita artikan setiap bentuk komunikasi yang menyampaikan pernyataan secara terbuka melelui media penyebaran teknis secara tidak langsung dan satu arah pada publik yang tersebar. Seperti khalayak sendiri dianggap sebagai kepala kosong yang siap untuk menampung seluruh pesan komunikasi yang di curahkan kepada audien melalui penayangan-penayangan media televisi.

7 TRADISI DALAM TEORI KOMUNIKASI

0

Posted by Ahmad Ya Habibi | Posted in | Posted on 03.47

Selama bertahun-tahun pakar komunikasi telah menyadari adanya permasalahan tentang bagaimana menggolongkan teori komunikasi sebagai sebuah bidang. Hal ini menjadi sebuah tantangan bagi sejumlah pakar teori, guru, dan siswa karena banyaknya teori dan kompleksitas perbedaan filosofis dan praktis yang ada. Dalam sebuah artikel terbarunya, Robert T Craig mengungkapkan tentang suatu visi bagi teori komunikasi yang memerlukan suatu langkah besar menuju penyatuan bidang-bidang yang ada.

Craig berargumen bahwa bidang yang ada tidak akan pernah bersatu dengan adanya teori-teori yang disatukan. Teori-teori yang ada akan selalu merefleksikan perbedaan ide-ide praktis tentang komunikasi dalam kehidupan normal, sehingga kita memang akan selamanya dihadapkan pada berbagai macam pendekatan. Kita tidak bisa bertujuan untuk mencari model standar. Namun, jika hal ini benar-benar terjadi, maka komunikasi akan menjadi satu bidang yang statis dan mati.

Oleh karena itu, kita harus mencari sebuah koherensi berdasarkan :
Pemahaman umum tentang perbedaan dan persamaan yangada ataupun ketegangan menyolok diantara teori-teori yang ada.Komitmen untuk meredam ketegangan tersebut lewat dialog.
Craig pernah menuliskan bahwa tujuannya semestinya bukan sebuah pernyataan yang tidak membutuhkan adu argumen, namun seharusnya lebih sebagai wahana kita untuk saling mengerti bahwa kita memang memiliki sesuatu yang sangat penting untuk diperdebatkan Jadi, dari sini kita memiliki 2 syarat untuk menjadikan teori komunikasi sebagai komunikasi sebagai sebuah bidang.

Syarat pertama adalah adanya sebuah pemahaman tentang persamaan dan perbedaan, tetapi kita harus memiliki sebuah ide umum tentang bagaimana dan kapan teori-teori tersebut bisa sependapat dan dan kapan serta bagaimana teori-teori tersebut berseberangan. Kita memang membutuhkan sebuah metamodel. Istilah meta sendiri berarti bagian atas. Jadi sebuah metamodel berarti sebuah teladan dari seluruh model-model yang ada.
Syarat kedua untuk koherensi dalam bidang adalah definisi baru tentang teori. Teori seharusnya tidak hanya dipandang sebagai sebuah penjelasan dari sebuah proses, namun lebih sebagai sebuah pernyataan atau argumen yang sesuai dengan pendekatan khusus. Dengan kata lain, teori adalah suatu bentuk “wacana” lebih tepatnya, teori adalah sebuah wacana tentang wacana atau disebut disebut juga dengan metadiscourse.

Sebagai seorang yang sedang mempelajari teori komunikasi, anda akan menemukan bahwa konsep kembar ini sangat penting karena dapat membantu anda dalam menentukan usaha macam apa yang sedang anda lakukan ini. Jika anda dapat menemukan satu metamodel yang dapat digunakan, anda akan mampu untuk menghubungkan teori-teori tersebut. Dan, apabila anda melihat teori komunikasi sebagai metadiscourse maka anda akan mulai memahami nilai dari multi perspektif demi bidang tersebut. Dengan kata lain, teori komunikasi akan terlihat sebagai sebuah bongkahan batu yang diletakkan di atas meja di dalam laboratorium geologi ataupun seperti sebuah model komputer dinamis tentang formasi bumi yang dibahas dalam kuliah sejarah geologi.

Sebagai sebuah pemikiran dasar tentang metamodel, Craig mengatakan bahwa komunikasi merupakan proses primer menyangkut pengalaman kehidupan manusi, yaitu bahwa komunikasi membentuk kenyataan. Bagaimana kita meng-komunikasikan pengalaman kita justru membentuk pengalaman kita. Banyaknya bentuk pengalaman terbentuk dari banyaknya bentuk komunikasi. Maksud kita pun berubah dari satu kelompok ke kelompok lainnya, dari satu latar belakang ke latar belakang lainnya, dari satu periode waktu ke periode waktu lainnya. Hal tersebut disebabkan oleh karakteristik komunikasi itu sendiri yang bergerak dinamis.

Sehubungan dengan pentingnya pemikiran tentang komunikasi sebagai sebuah bidang ilmu, Craig pernah berujar :
“Komunikasi bukanlah fenomena kedua (sampingan) yang dapat dijelaskan oleh ilmu-ilmu yang lebih dulu populer dan diakui seperti faktor psikologi, sosiologi, budaya, dan ekonomi. Tetapi, komunikasi sendiri sebenarnya adalah primer (utama) yang merupakan proses sosial yang menjelaskan faktor-faktor yang lain tersebut”.

Craig menyarankan bahwa kita harus memindahkan prinsip yang sama ke tingkatan yang lain. Teori adalah bentuk khusus dari komunikasi. Sehingga teori membentuk pengalaman komunikasi. Teori berkomunikasi tentang komunikasi. Hal inilah yang dimaksud sebagai metadiscourse oleh Craig. Teori yang berbeda adalah cara berkomunikasi yang berbeda pula, dengan kata lain masing-masing bentuk memiliki batasan dan kuasa sendiri-sendiri. Untuk kepentingan pengamatan di dalam satu bidang, kita harus mengenal kekuatan konstitutif dari teori yang ada dan mencoba menemukan satu cara mufakat dalam memahami untuk apa ada teori yang berbeda-beda dan bagaimana perbedaannya.

Craig menuliskan bahwa seluruh teori komunikasi yang ada benar-benar praktis karena setiap teori adalah respon terhadap beberapa aspek komunikasi yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Setiap teori berusaha mempraktekkan bentuk-bentuk komunikasi yang ada. Jadi, dialog di dalam bidang itu, dapat difokuskan pada apa dan bagaimana teori-teori yang bervariasi itu menunjuk kepada dunia sosial dimana manusia hidup. Craig mendeskripsikan 7 hal pokok yang kemudian dianggap sebagai tujuh tradisi dalam teori komunikasi, yaitu : 1.) Retorika, 2.) Semiotis, 3.) fenomenologi, 4.) sibernetis, 5.) Psikologi sosialis, 6.) Sosiokultur, dan 7.) Kritis.

Tradisi Retorika


Dalam tadisi ini teori memandang komunikasi sebagai sebuah seni praktis. Para komunikator sebagaimana pembicara, produser media, dan juga sebagai penulis merasakan permasalahan dan tantangan yang membutuhkan kesepakatan untuk berhati-hati dalam membuat pesan. Lalu, sang komunikator membuat sebuah strategi yang sering menggunakan pendekatan-pendekatan umum untuk merangsang audiens. Daya tarik logis dan emosional menjadi ciri khusus teori-teori retorika. Tradisi ini memandang bahwa aktivitas seorang komunikator diatur oleh seni dan metode. Hal ini didasarkan pada anggapan bahwa kita itu sangat kuat dan berkuasa. Karena itulah, informasi memang penting dalam pembuatan keputusan sehingga komunikasi dapat dievaluasi dan diperbaiki.

Tradisi Semiotika


Tradisi ini memfokuskan pada tanda-tanda dan simbol-simbol. Komunikasi dipandang sebagai sebuah jembatan utama kata-kata yang bersifat pribadi. Tanda-tanda atau simbol-simbol yang ada mendatangkan sesuatu yang mungkin dan tidak mungkin dibagi. Tradisi ini memang cocok untuk memecahakan masalah,.kesalahpahaman, dan respon-respon subyektif. Tradfisi ini juga banyak memperdebatkan hal-hal dalam bahasa yang meliputitanda, simbol, makna, referensi, kode, dan pemahaman.
Keunggulan semiotika terletak pada ide-ide tentang kebutuhan akan bahasa umum dan identifikasinya tentang subyektifitas sebagai penghalang untuk memahami. Selain itu, juga kesepakatan yang multi makna dari simbol-simbol teori semiotika sering berseberangan dengan teori-teori yang menyarankan bahwa kata-kata tersebut memiliki makna benar, tanda-tanda yang menunjukkan obyek yang ada dan akhirnya dikatakan bahwa bahasa itu netral!

Tradisi fenomenologi


Tradisi fenomenologi ini berkonsentrasi pada pengalaman pribadi termasuk bagian individu-individu yang ada saling memberikan pengalaman satu sama lainnya. Komunikasi dipandang sebagai saling berbagi pengalaman antar individu melalui dialog. Hubungan baik antar individu mendapat kedudukan yang tinggi dalam tradisi ini. Dan hal ini pula yang kemudian diadobsi secara teoritis untuk menanggapi permasalahan-permasalahan yang timbul yang mengakibatkan terkikisnya hubungan yang sudah kuat. Dalam tradisi ini anda akan menemui wacana yang meliputi hal-hal sebagai berikut : pengalaman, diri sendiri, dialog, asli, sportifitas, dan keterbukaan. Tradisi ini menjadi daya tarik tersendiri sebagai suatu pendekatan teoritis saat tradisi ini membutuhkan kontak manusia, penghormatan, pengenalan perbedaan, dan dasar umum. Tradisi ini menentang wacana yang menyatakan bahwa komunikasi adalah semata-mata keahlian yang memisahkan kata-kata dari hal-hal yang ada atau yang memisahkan nilai-nilai dari fakta-fakta yang ada !

Tradisi Sibernetika


Dalam tradisi ini komunikasi dipandang sebagai pemrosesan informasi dan masalah yang banyak ditujukan padanya kebanyakan berhubungan dengan keramaian, kelebihan beban, dan malfungsi. Tradisi ini menjunjung kosa kata yang digunakan oleh pengirim atau penerima pesan, informasi, umpan balik, pleonasme, dan sistem-sistem. Tradisi ini juga nampak paling masuk akal ketika muncul isu tentang otak dan pikiran, rasionalitas, dan sistem-sistem kompleks. Pada umumnya, tradisi ini menentang argumen yang mengatakan bahwa ada perbedaan antara mesin dengan manusia atau juga yang mendudukkan hubungan sebab akibat yang bersifat linier.

Tradisi Sosiopsikologi


Teori-teori ini berkonsentrasi pada aspekaspek komunikasi yang meliputi ekspresi, interaksi, dan pengaruh. Hal-hal yang menjadi tantangan dan masalah pada tradisi ini adalah bahwa hasil harus dimanipulasi. Wacana dalam tradisi ini menekankan pada perilaku, variabel pengaruh, kepribadian dan tingkah laku, persepsi, kognisi, tindak tanduk, dan interaksi. Tradisi benar-benar tradisi yang kuat terutama pada saat kepribadian menjadi begitu penting, penilaian dibiaskan oleh kepercayaan dan perasaan, dan orang menjadi punya pengaruh atas orang lain. Tradisi ini jelas-jelas keras bertentangan dengan klaim bahwa manusia itu rasional dan tiap-tiap individu itu tahu tentang apa yang mereka pikirkan dan bahwa persepsi adalah jalur yang jelas untuk melihat apa yang sesungguhnya.

Tradisi Sosiokultural


Model ini menjadikan tatanan sosial sebagai pusatnya dan memandang komunikasi sebagai perekat masyarakat. Tantangan dan permasalahan yang dituju meliputi konflik, perebutan, dan kesalahan mengartikan. Dalam rangka berargumentasi, para ilmuan dalam tradisi ini akan menggunakan bahasa yang mencirikan unsur-unsur seperti masyarakat, struktur, ritual, peraturan dan budaya. Tradisi ini juga sependapat dengan pemisahan interaksi manusia dari struktur sosial.

Tradisi kritis


Kelompok teori-teori dalam tradisi ini cenderung komunikasi sebagai suatu tatanan sosial yang menyangkut kekuasaan dan penindasan. Teori-teori kritis menanggapi permasalahan tentang ideologi, kekuasaan, dan dominasi. Wacana kritis meliputi hal-hal sebagai berikut : ideologi, dialektika, penindasan, kebangkitan kesadaran, resistansi, dan emansipasi. Tradisi ini mendorong pendekatan kepada teori yang meliputi mengekalkan kekuasaan diri sendiri, nilai kebebasan antara kemerdekaan dan persamaan, dan pentingnya diskusi yang telah diberitahukan sebelumnya.

TEORI-TEORI KOMUNIKASI

0

Posted by Ahmad Ya Habibi | Posted in | Posted on 03.25

PEMBAHASAN

A. Teori Sistem Komunikasi

Sistem dalam hal ini, dapat diartikan sebagai suatu kesatuan dari berbagai komponen-komponen yang tersusun dari berbagai sub-sub bagian yang berurutan. Jadi teori sistem adalah suatu kelompok orang dan media yang melakukan sebuah kegiatan mengumpulkan, mengolah, menyimpan, menuangkan ide-ide serta gagasan, dan simbol sehingga menjadi perantara dalam membuat keputusan untuk mencapai sebuah tujuan atau kesepakatan dengan pengertian dan pengolahan pesan menjadi sumber informasi.

Dalam konsep-konsep dasarnya adalah bahwa dalam Teori Sistem Komunikasi ini, menggambarkan sebuah pola atau gambaran dalam berkomunukasi yang meliputi sebagai berikut: (1). Obyek penerima pesan, (2). Attribute yang ingin ditampilkan, (3). Internal Relantionship, dan (4). Environment. Menurut Shannon dan Weaner, bahwa dalam teori sistem ini merupakan salah satu bentuk dari tranmisi internal shock, karena bentuk tersebut menggambarkan terjadinya suatu proses Entropy dimana komunikasi itu berlangsung dari mereka yang kaya akan informasinya yang kenudian disampaikan kepada kelompok atau khalayak.

Selain itu, teori ini juga lebih melihat dari pada proses transmisi dan penerimaan pesan. Karena dengan adanya proses tersebut, akan dapat membuat audien atau penerima pesan lebih mudah memahami serta memaknai dari pesan yang telah disampaikan. Dari sinilah kita dapat mengetahui , sejauhmana pemahaman dan pemaknaan kata yang disampaikan untuk dapat diproses, yang mana dalam proses tersebut akan menghasilkan sebuah gagasan atau wacana yang baru dalam berkomunikasi. Tetapi yang harus diperhatikan adalah Entropy (ketidakpastian) dan informasi dalam kita menyampaikan sebuah pesan atau berita.

Dalam teori ini, juga terdapat bermacam-macam sifat sistem yang harus diperhatikan. Diantara sifat-sifat tersebut adalah:

  1. Wholeness and interdependence (Menyeluruh dan saling ketergantungan).
  2. Hierarkis (Merupakan bagian sistem yang tersebar).
  3. Self regulation and Control (Memiliki aturan dan kontrol pribadi).
  4. Interchage with The Environment (Saling bertukar dengan lingkungannya).
  5. Balance (Seimbang).
  6. Equifinality (Mempunyai tujuan akhir yang sama meskipun caranya berbeda).
  7. Chage and Adaptibility ( Berubah dan adaptasi).

B. Teori Tanda dan Bahasa

Signs atau tanda merupakan basic atau ndasar dari semua kegiatan berkomunikasi. John Power berpendapat, bahwa yang mengintergrasikan bermacam-macam aspek dan disiplin komunikasi adalah didalam pesan. Karena didalam pesan memiliki 3 struktur, yaitu: (1). Signs and Symbols (Tanda dan Lambang), (2). Languange (Bahasa), dan (3). Discourse (Percakapan atau Wacana). Tanda sendiri merupakan sesuatu yang menunjukan dasar yang mengikat teori-teori yang berkaitan dengan symbol, bahasa, wacana, dan perilaku non verbal.

Konsep dasarnya adalah simiosis dalam hal ini merupakan, hubungan antara tanda, obyek, dan makna. Selain itu, tanda mempunyai fungsi untuk memperentasikan sebuah obyek atau referent dalam pikiran orang yang melakukan interpretasi ( Charles Sauders Pierce). Menurut Ferdinand de Soussure, bahwa tanda, dan bahasa mempunyai sifat yang cenderung berubah-ubah. Karena perbedaan bahasa akan menagkibatkan perbedaan dalam penggunaan kata untuk mengungkapkan hal yang sama, dan tidak ada koneksi fisik antara sebuah kata dengan referent-nya. Tanda merupakan konversi yang diatur oleh aturan-aturan (rules), gagasan ini tidak hanya mendukung bahwa bahasa merupakan struktur tetapi juga meneguhkan gagasan umum bahwa bahasa dan realitas adalah terpisah.

Selain itu, tanda dan bahasa merupakan bagian yang terpenting didalam kegiatan komunikasi. Karena kedua komponen tersebut saling keterkaitan didalam penyampaian sebuah informasi atau pesan. Hal ini dapat dilihat, ketika seseorang melakukan sebuah percakapan, yang mana secara tidak langsung dalam kita menyampaikan pesan atau bahasa, maka dalam ini terdapat sebuah tanda bik itu melalui ekspresi maupun tingkah laku. Dari sinilah seseorang dapat menyimpulkan bahwa tanda dan bahasa tidak dapat dipisahkan, karena didalam tanda ada bahasa yang ingin disampaikan begitu juga sebaliknya.

C. Teori Wacana

Dalam Teori Wacana ini, mempunyai artian yang berhubungan dengan ucapan atau percakapan didalam berkomunikasi. Karena teori wacana ini, diharapkan seseorang dapat memahami serta memaknai dari pesan yang disampaikan. Selain itu, pesan yang disampaikan dalam berkomunikasi harus mempunyai struktur intelektual. Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Jonh power, dia mengidentifikasi pesan sebagai sentral dari proses komunikasi. Karena didalam pesan mempunyai 3 struktur yang penting, yaitu:

  1. Sign dan Simbol yang bersifat relative idependensi.
  2. Bahasa sebagai sebuah kode formal.
  3. Interkoneksi struktur wacana ( strutur yang sangat penting).

Konsep dasar dari teori ini adalah bagaimana kita untuk melihat lebih dalam lagi tentang bagaiman pesan itu diorganisir, digunakan, serta pesan itu dipahami. Walaupun strutur wacana itu sendiri, cenderung akan mengalami perubahan yang tergantung pada apa yang ingin dikerjakan dan disempurnakan. Dengan proses wacana ini, memungkinkan kita untuk menguji berbagai cara tentang kesempurnaan yang ingin dicapai melalui pesan. Namun dalam konsep teori ini, lebih mengkonsentrasikan serta melihat pada peristiwa pembicaraan yang alamiah.

D. Teori Produksi Pesan

Dalam teori Produksi pesan ini, sifat dan tingkah laku seseorang sangat memperngaruhi dalam memproduksi sebuah pesan. Karena sifat dan tingkah laku seseorang, merupakan faktor utama dalam berkomuniksi. Menurut James Mc Croskey dan Michael Beatty, bahwa dalam sebuah komunikasi terbatas pada suatu sikap dan tingkah laku seseorang yang sebagai akibat dari proses pemikiran syaraf otak.

Tetapi semua itu, tidak terlepas dari teori akomodasi dan adaptasi. Karena kedua teori ini, sangat berperan sekali dalam hal penyesuain sebuah sikap dan tingkah laku seseorang dalam menyampaikan sebuah pesan kepada seseorang baik verbal ataupun non verbal.

Konsep dasar dari teori ini adalah, menunjukan peran dari tingkah laku seseorang dalam menyampaikan sebuah pesan dan bagaimana pesan itu diproduksi, diolah, disampaikan serta dinilai oleh audien atau khalayak. Karena sifat dan tingkah laku merupakan komposisi dari sebuah pesan agar dapat dinilai dalam menyampaikan serta mengkomunikasikan sebuah pesan.

E. Teori Penerimaan Pesan dan Prosesnya

Dalam teori ini, seorang komunikator dan penerima pesan sangat proses komunikasi dan penerimaan sebuah pesan. Karena dua orang tersebut merupakan komponen yang menghubungkan antara informasi serta pesan yng disampaikan.